Ibu, terima kasih karena mau membuka hati dan menerimaku ke dalam lingkar keluarga. Tahukah Ibu betapa jantungku berdegup kegirangan ketika Ibu mau menyambutku dengan tangan terbuka?
Ya, aku tak pernah mengira jika tanggapan Ibu kepadaku akan begitu hangatnya. Apalagi karena aku gadis yang biasa-biasa saja.Aku ingat ketika kali pertama aku diajak berkunjung ke rumah Ibu. Aku gugup luar biasa, takut jika Ibu akan menolakku. Namun nyatanya ketakutan hanya ada dalam lingkar kepalaku saja.Saat kali pertama aku tiba, Ibu langsung menyambutku dengan tangan terbuka. Ibulah yang membuka obrolan, memahamiku yang saat itu sedang dilanda kegugupan. Di kunjunganku yang berikutnya Ibu tak pernah alpa untuk duduk bersamaku dan membicarakan ini-itu. Bahkan, Ibu dengan repotnya bersedia membuatkan banyak rupa makanan untuk kubawa pulang.
Ya, aku tak pernah mengira jika tanggapan Ibu kepadaku akan begitu hangatnya. Apalagi karena aku gadis yang biasa-biasa saja.Aku ingat ketika kali pertama aku diajak berkunjung ke rumah Ibu. Aku gugup luar biasa, takut jika Ibu akan menolakku. Namun nyatanya ketakutan hanya ada dalam lingkar kepalaku saja.Saat kali pertama aku tiba, Ibu langsung menyambutku dengan tangan terbuka. Ibulah yang membuka obrolan, memahamiku yang saat itu sedang dilanda kegugupan. Di kunjunganku yang berikutnya Ibu tak pernah alpa untuk duduk bersamaku dan membicarakan ini-itu. Bahkan, Ibu dengan repotnya bersedia membuatkan banyak rupa makanan untuk kubawa pulang.
Harus kuakui, Bu, aku memang gadis yang biasa saja.
Aku tak pandai memulas bedak dan mengoleskan gincu.
Selera pakaianku juga tidak istimewa.
Pakaian yang kukenakan selalu itu-itu saja, tak lepas dari kaos, celana jeans, dan sepatu kets. Bahkan, aku juga tidak terlalu mengikuti gaya berpakaian gadis jaman sekarang.Untuk urusan dapur, aku juga tak begitu lihai. Masakan andalanku hanyalah mie goreng yang dibalut dengan telur mata sapi.
Walaupun terkadang aku mencoba membuat tumis kangkung yang hasilnya jauh dari sempurna karena selalu kekurangan garam. Jika dibandingkan dengan gadis lainnya, aku memang kalah menawan. Namun, Ibu tidak usah meragukan kadar cintaku kepada putramu. Ya, aku mencintainya dari hatiku yang paling dalam. Aku berjanji pada Ibu bahwa dengan segala kekurangan yang aku miliki aku akan membahagiakan putra kesayanganmu.Putra Ibu tidak akan kemana-mana, ia masih akan menjadi putra kesayangan Ibu.Ibu, tidak usah cemas jika aku akan menggantikan posisi ibu.Karena memang ada dua tempat di hati calon suamiku.Untukku, wanita yang akan mendampinginya dan
untuk Ibu, wanita yang telah melahirkannya ke dunia.
Aku tak pandai memulas bedak dan mengoleskan gincu.
Selera pakaianku juga tidak istimewa.
Pakaian yang kukenakan selalu itu-itu saja, tak lepas dari kaos, celana jeans, dan sepatu kets. Bahkan, aku juga tidak terlalu mengikuti gaya berpakaian gadis jaman sekarang.Untuk urusan dapur, aku juga tak begitu lihai. Masakan andalanku hanyalah mie goreng yang dibalut dengan telur mata sapi.
Walaupun terkadang aku mencoba membuat tumis kangkung yang hasilnya jauh dari sempurna karena selalu kekurangan garam. Jika dibandingkan dengan gadis lainnya, aku memang kalah menawan. Namun, Ibu tidak usah meragukan kadar cintaku kepada putramu. Ya, aku mencintainya dari hatiku yang paling dalam. Aku berjanji pada Ibu bahwa dengan segala kekurangan yang aku miliki aku akan membahagiakan putra kesayanganmu.Putra Ibu tidak akan kemana-mana, ia masih akan menjadi putra kesayangan Ibu.Ibu, tidak usah cemas jika aku akan menggantikan posisi ibu.Karena memang ada dua tempat di hati calon suamiku.Untukku, wanita yang akan mendampinginya dan
untuk Ibu, wanita yang telah melahirkannya ke dunia.
Dariku,
Gadis sederhana yang sudah siap mendampingi hidup putra kesayanganmu.
No comments:
Post a Comment