Kenapa tidak? Ini memang bukan teori ilmu pasti, namun aku percaya apa yang Tuhan kata.Manusia diciptakan berpasang-pasangan, kau dan aku salah duanya.Melarang kita untuk mendengar. Kita hanya bisa mengencangkan otot leher demi berteriak dan berlomba-lomba untuk bertingkah keras kepala demi mengutarakan pendapat. Ya, mulut ini tak terbungkam, tak kenal lelah ia meracau dan melemparkan kata pedas yang memerahkan telinga.Kau dan aku mendadak menjadi pribadi asing yang tak saling mengenal. Saling mementahkan pendapat, begitu Keras, dan merasa paling benar. Mungkin jika tembok bisa berbicara dan berjalan, dia akan menyerah kalah dan berjalan keluar dari arena.Tak sanggup berada di satu ruangan dengan kita. Hanya hawa panas dan kebencianlah yang sedang beterbangan memenuhi udara.Namun, kita tak memiliki keinginan sedikitpun untuk membalikkan badan dan pergi demi mencari sosok pengganti.Aku sudah terlalu nyaman berada di dalam Hatimu, begitu juga kau yang tak beranjak melepaskan diri dariku. Tanpa disadari kita telah saling mengisi. Pertengkaran, harus diakui, merupakan salah satu senyawanya.Memang sudah tak terhitung berapa banyak pertengkaran yang pernah tercipta. Dua tanganku pun pasti kekurangan jari demi bisa menghitung semua pertengkaran yang telah kita lakoni. Namun, yakinlah berapa puluh kalipun ia bersua, ia tak sanggup melenyapkan rasa cinta yang sudah lebih dulu ada.Memang tiap kali pertengkaran usai, kita harus rela berjeda barang sejenak. Kita tak bertatap muka pun bertukar pesan untuk beberapa hari.Semua itu kita lakoni demi menata hati yang sedang luluh lantak sembari menekuni kesalahan yang pernah ada. Namun, tahukah kamu, seburuk apa pun pertengkaran yang telah kita hadapi, aku tak pernah berkeinginan menghapus namamu dari dalam lipatan hatiku.Rasa di hati tak pernah berniat mengepak koper dan beranjak pergi, apakah kamu juga merasakan hal yang sama?Sayang, ingatkah kau sudah berapa puluh bulan kita bersama? aku Tau kau bukan tipikal Pria romantis yang selalu menandai kalender demi menyiapkan perayaan hari jadi. Ah, namun tentu aku tak perlu mempertanyakan atau bahkan menimbang seberapa berat rasa cinta yang menggantung dirongga hatimu.Begitupun aku,Namamu sudah tergurat begitu rapi dan sempurna di sana, tak ada yang bisa menghapus maupun menggantikan, kau tak usah cemas akan itu.
Aku si Nona pencemburu, selalu berhasil membuatmu kewalahan
menghadapi tindak tandukku. Begitu pula denganmu, si Tuan kepala batu,
membuatku harus selalu rela menurunkan ego untuk tak membantahmu.
Sungguh, kita harus bertahan dalam kisah ini karena memang Tuhanlah yang telah turun tangan untuk mempertemukan dan menyatukan kita.
Sungguh, kita harus bertahan dalam kisah ini karena memang Tuhanlah yang telah turun tangan untuk mempertemukan dan menyatukan kita.
Pasti ada alasan
mengapa kita bersama hingga sekarang.
Ada latar
belakang yang kuat mengapa kita disatukan.
Aku tahu, ini
bukan saat-saat paling menyenangkan yang pernah kita
hadapi.Belakangan, kita berdua kerap terantuk kerikil yang tak berhenti
datang menghujani. Tentu aku pun pernah bertanya satu-dua kali, masih
harus dilanjutkankah cerita yang kita bangun selama ini?Namun aku tak percaya
pada kebetulan.
Kita pernah
direstui oleh Tuhan, dan itu cukup meyakinkanku untuk bertahan.
Saat kita
bertengkar hebat, kita lupa kenapa kita adalah sepasang kekasih. Ego yang
begitu pekat pernah menutup mata dan menyumbat telinga.
tentu aku tak pernah lupa akan
banyak kenangan yang pernah kita torehkan bersama. Masih ada kamera pemberianmu
ketika kita dulu masih sibuk malu-malu. Pun ada juga jam tangan yang tak pernah
alpa mengisi tempat di pergelangan kananku, kado darimu ketika aku
memasuki usia dua empat.
Selain kenangan manis yang pernah
kita resapi bersama, aku juga tak lupa akan memori ketika kita babak belur digilas
masalah yang mengetuk masuk tanpa permisi.
Namun tentu saja, aku dan kamu
berjuang demi tetap bersama hingga hari ini.
Coba tengok
betapa bedanya aku dan kamu yang dulu dengan yang sekarang. Kita tentunya
menjadi pribadi yang lebih matang dan dewasa berkat masalah yang selalu
menyelinap masuk di dalam hubungan.
Lain kali ketika
masalah masih ada (dan bisa kupastikan dia pasti akan selalu ada) maukah kau
tetap berjuang dan bertahan dalam hubungan.
Sebelum diikat
dalam pernikahan suci dan mengucap janji sehidup semati, kita harus saling
mengucap ikrar untuk disimpan sendiri.