Sudah berapa lama kau dan aku bersama? Aku bukan
tipe gadis romantis yang selalu menghitung jumlah hari
yang sudah kita lalui berdua. Namun rasanya sudah lama sekali
terjalin hubungan ini. Mungkin karena kau selalu mampu memberikan rasa
nyaman, dan kehidupan sebelum dirimu sudah sulit kubayangkan.
Tak semudah itu
mengakui hal semanis ini. Aku memang termasuk perempuan dengan gengsi tinggi,
orang yang tak ingin terburu-buru menaruh hati. Tapi mau dilawan seperti apa
lagi, kalau hati sudah mengamini dan logika meyakini?
Dari semua pria yang
pernah mengisi hati, kau punya sisi unik tersendiri. Dirimu berbeda. Tak
sembarangan mengutarakan janji dan lebih suka menunjukkan usaha. Tak
kekanak-kanakan dan selalu bersikap dewasa. Tak mudah menyerah di
hadapan masalah mengajarkan aku untuk menciptakan peluang di balik sempitnya
kemungkinan.
Kau adalah orang
pertama yang membuatku sepenuhnya percaya. Latar belakangmu boleh
saja sederhana, tapi aku tahu, masa depan bersamamu akan istimewa.
Awalnya aku tak menyangka bisa mengenalmu sedalam
ini kemudian jatuh cinta. Wajar saja, kau bukan pria yang terlihat mudah
diajak bicara. Aku pun tak begitu mengenalmu pada awalnya. Asing
dengan sosokmu sebagai teman,sebagai kekasih kau lebih tak terbayangkan.
Kalimat rayuan yang manis memang bukan
senjatamu. Kau sudah punya sikap dan sifat yang dewasa, yang membuat orang lain
mudah percaya. Tak perlu menjual kata-kata karena pribadimulah yang
berbicara.
Keenggananku untuk menanggapimu di masa-masa awal pendekatan pun
tak membuatmu patah arang. (Sudah kubilang bukan, meski dirimu kuhormati, aku
bukan orang yang mudah jatuh hati?) Kau memahami keengganan ini dan
mencoba mendekati perlahan-lahan. Caramu selalu tak terduga, tapi tulus dan apa
adanya. Aku jatuh cinta pelan-pelan, kemudian total.
Bahkan saat tantangan menerpa
kita, kau tetap setia. Opsi mudah untuk menyerah tak pernah membuatmu tergoda.
Memilihmu adalah keputusan yang tak kusesali. Ada bahagia yang kurasa, selama
ini.
Yang kucari bukan lelaki manja yang hanya bisa membual. Tak
melakukan apa-apa meski selalu omong besar. Ayolah, sudah terlalu banyak
orang seperti itu di sekitar. Tak hanya omong besar, merayu pun mereka jagonya.
Dan ketika kami para perempuan tak tertarik, mereka tersinggung luar biasa.
kau berbeda.
Dibesarkan keluarga yang sederhana, kau tahu makna bekerja keras demi
mendapatkan apa yang dicita-cita. Tak seperti anak-anak yang lain, dalam
kamusmu tak ada frasa “tinggal minta”.
Untuk ada di
posisimu sekarang, ada waktu pribadi sampai weekend yang harus
kau korbankan.
Terima kasih untuk selalu berusaha tanpa banyak bicara. Terima
kasih untuk selalu mengingatkanku pentingnya makna bekerja. Terima kasih
untuk selalu menginspirasiku agar menjadi pribadi yang dewasa.
Dari seluruh pria
lain, kau berbeda. Dan aku percaya, kau partner terbaik untuk menjalin
masa depan bersama.
No comments:
Post a Comment