My World

My World

Tuesday, July 28, 2015

Untuk Segala Perlakuanmu Kepadaku, Kutitipkan Doa Kepada Tuhan Untuk Mengabulkan Janjimu :)






Bismillahirahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Dengan Memohon Ridho dan Rahmat Allah SWT,
Kami bermaksud menyelenggarakan Resepsi Pernikahan kami,

Winda anggraeni, SE
Putri Pertama Kel. Bpk. Zulkarnaen,Bsc dan Ibu Febriyeni

&

Rio Lambang, SE
Putra Pertama Kel. Bpk. M.T.Rudi  dan Ibu Endah Prihartini


Yang Insya Allah akan diselenggarakan pada:
Sabtu, 01 Agustus  2015
Pukul 19.00 - 21.00 WIB
Bertempat di Auditorium Kampus Al-Azhar Pusat
Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

Sungguh merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi kami
apabila Bapak/Ibu/Saudara/I
berkenan hadir untuk memberikan do’a restu kepada putra/putri kami

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
 

Winda & Rio




Thursday, July 2, 2015

"Life is a painful experience, but it’s the pain we experience that make us the people we are"

Hubungan bisa dibina karena terdapat kepercayaan di dalamnya, kedua belah pihak harus saling mempercayai satu sama lain untuk mampu bertahan. Tidak hanya untuk pasangan romantis saja, kepercayaan juga berlaku untuk semua macam hubungan. Entah itu hubungan dengan teman, rekan kerja, bahkan anggota keluarga.
Tanpa adanya kepercayaan, sebuah hubungan tak dapat dibina.
Setiap orang yang berinteraksi dengan kita, pastilah akan kita percayai dengan cara tertentu. Karena semua hubungan membutuhkan rasa aman dan nyaman. Semakin dalam kepercayaan sebuah hubungan maka akan semakin bermakna hubungan yang dibina.
Ketika kita percaya dengan seseorang, mau tak mau kita akan bersikap terbuka kita ingin mereka menilai kita apa adanya dan tidak menghakimi. Percaya atau tidak, semakin kita percaya dengan seseorang, maka akan semakin erat hubungan kita dengan orang tersebut. Memang tidak setiap hubungan memiliki masalah yang sama, namun ada satu masalah yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh kita.
Setiap hubungan tidak akan pernah lancar perjalanannya,dan melukai pasangan akan menjadi hal yang tak terelakkan.
“Melukai” adalah istilah yang luas. Istilah melukai bersifat objektif dan tak pernah sama artinya, tergantung bagaimana keadaan yang menimpanya.
Sesuatu yang melukai pasangan kita, belum tentu melukai kita.
Dan ketika kita membicarakan rasa sakit yang bersifat emosional, biasanya terjadi ketika harapan dan kenyataan tidak berjalan pada satu jalur yang sama. Dan kenyataan lainnya ialah, bahwa suatu saat kamu akan melukaii pasanganmu, cepat atau lambat, entah itu disengaja ataupun tidak. Karena terluka dan melukai adalah satu hal yang tak mungkin kamu hindari. Bisa saja ada satu hal yang menurutmu biasa saja, namun partnermu berkata sebaliknya.
Meskipun kita semua percaya bahwa cinta itu indah dan dapat mengalahkan segalanya, terkadang ego yang tak mampu dikendalikan bisa jauh lebih berbahaya dari cinta yang kalian bina. Memang sih cari aman adalah cara yang termudah. Dan pasti ada pasangan di luar sana yang menginginkan sebuah hubungan yang biasa-biasa saja, aman, dan berjalan lancar sama seperti orang normal kebanyakan. Namun tahukah kamu bahwa sebagian besar pasangan menginginkan sedikit ‘tantangan’ dalam hidup mereka.
Tantangan membutuhkan drama, drama membutuhkan perubahan, perubahan membutuhkan sebuah masalah, dan masalah akan hanya membuat kita terluka.
Kita tidak hanya ingin dicintai atau mencintai; kita ingin sama-sama saling mencintai. Cinta dan perasaan jatuh cinta bukanlah hal yang sama. Dan ketika kita menginginkan keduanya, kita akan lebih menginginkan hal-hal yang tak pernah terjamah sebelumnya. Sudah menjadi sifat manusia bahwa kita tidak akan pernah merasa puas.
Kita ingin memiliki hubungan yang menyenangkan, yang membuat kita saling membutuhkan dan merasa rindu satu sama lain. Tahukah kamu, bahwa rasa rindu adalah bentuk lain dari rasa sakit yang melukai? Tentu saja, ada perasaan lain yang terlibat, namun tak ada yang menyangkal bahwa rindu adalah rasa sakit yang memang nikmat untuk dirasakan.
Secara fisik mungkin partnermu memang aman — dan sudah seharusnya kalian merasa aman jika bersama. Namun jika ia tidak merasa aman ketika bersamamu, maka ada sesuatu yang salah dalam hubungan kalian dan dalam caramu memperlakukan partnermu.
Jika telah menjalin hubungan, sudah sewajarnya pula jika kalian takut kehilangan satu sama lain. Bukankah rasa cinta juga termasuk dengan rasa takutnya? Takut akan kehilangan orang yang kamu cintai. Takut bahwa suatu saat ia mungkin akan berpaling ke orang lain.
Faktanya, kehidupan itu seperti sebuah kotak coklat yang nggak pernah kamu tahu apa isinya. Bisa berisi kismis, kacang, atau selai. Ada isi coklat yang kamu suka, ada juga yang tidak. Namun manisnya coklat sudah mampu membuatmu tersenyum.
Nggak ada yang bilang bahwa hidup akan baik-baik saja, setiap hubungan pasti akan menemui tantangan dan rasa sakit (sekali lagi) tak terbantahkan. Tujuan utama setiap hubungan adalah saling membahagiakan satu sama lain dengan meminimalisir rasa sakit yang akan dirasakan.

Rasa sakit itu yang membuat cerita kita menjadi menarik dan entah kenapa layak untuk dipertahankan. Merasa terluka tidak selalu menjadi hal buruk, namun jika kita membuka mata, sebuah luka akan mengajari kita akan makna sebuah hubungan.


Janji terburuk yang (akan) kamu buat kepada partnermu adalah janji bahwa kamu nggak akan pernah menyakitinya. Padahal, kamu (sudah jelas) akan menyakitinya, entah dengan cara apa. Rasa terluka bukan untuk dihindari, namun untuk dipelajari agar hubungan kalian menjadi semakin berisi.

Ini Bukan Tentang Pertemanan,Ini Tentang Kalian (Sahabat)

Ikatan yang satu ini boleh jadi tak sesering itu diperhatikan. Namun, selalu ada yang menarik untuk diangkat, dibicarakan, kemudian dimasukkan dalam kompartemen penuh kenangan. Di akhir hari, kita akan sepakat bahwa pertemanan adalah soal siapa yang akhirnya bertahan — setelah dihadapakan pada berbagai keadaan
Orang bilang perkawanan adalah keluarga yang kita pilih sendiri. Mereka yang rela mendampingi tanpa banyak pretense
Tidak semua orang beruntung ditempatkan dalam pertemanan yang membangun. Ikatan yang bukan cuma sekadar berisi kumpul-kumpul, tapi juga membuat otak dan semangat mengebul.
Perkawanan yang baik memberi kita ruang hangat baru selekat keluarga. Tempat kita bisa diterima, didorong, kemudian berkembang sebagai manusia. Tidak berlebihan rasanya jika kemudian perkawanan dilabeli sebagai ikatan keluarga yang bisa dipilih sendiri. Sebab di sini dukungan selekat saudara sendiri bisa datang dari berbagai sisi.
Entah bagaimana jala-jala hidup membuat dekat begini rupa. Tanpa perlu berkirim pesan tiap waktu, tanpa berlu bertatap muka di setiap akhir minggu, tanpa agenda pasti bertemu
Pertemuan yang ala kadarnya tidak menyurutkan ikatan yang ada. Jika ditanya siapa orang terdekat dalam hidupmu yang keluar adalah nama-nama mereka. Beberapa cerita juga hanya bisa dibagi pada orang-orang ini saja. Dengan sabar mereka akan mendengar keluh kesah dan impian-impian anehmu tanpa mengernyitkan alis mata.
Mungkin kalau tiba-tiba kamu beralih profesi menjadi penulis kacangan yang karyanya tak pernah dimuat mereka juga akan jadi pendukung utama yang paling memahaminya. Ada beberapa rencana dan impian yang hanya bisa kalian wujudkan bersama. Tak mungkin di lingkaran pertemanan lainnya. Sekedar pergi ke luar kota dan menginap beberapa malam saja. Terlihat sederhana memang, tapi siapa yang bersedia menjadi pengendara layaknya sopir bus antar kota? Siapa yang bisa tetap asyik walau hanya makan kurang dari 10 ribu rupiah tiap kalinya? Orang tua mana yang tenang anaknya pergi dengan lelaki yang bukan muhrim bila bukan dengan sahabat lelaki yang menjaga dan terpercaya?
Kamu tak perlu ada setiap waktu bagi sahabat yang kau cintai dan mencintaimu. persahabatan lah yang akan melekatkan kalian, saat rindu sudah mulai bertalu.

Terima kasih Tuhan, telah kau tempatkan aku dalam pertemanan macam itu.